Let's Revive the Antique
10:42 PM

“Musik tradisional yang kalah saing dengan music elektronik, tarian tradisional yang mulai digantikan oleh modern dance, dan permainan-permainan tradisional yang sudah tidak dikenali lagi oleh generasi muda, hal-hal tersebut adalah alasan mengapa acara ini diadakan”. Itulah sepenggal kalimat yang diucapkan oleh ketua BEM FIB Undip pada pembukaan Mahakarya 2015.

Mahakarya adalah sebuah acara tahunan yang diselenggarakan oleh BEM FIB yang menampilkan karya seni tradisional Indonesia. Tahun ini, Mahakarya 2015 mengangkat tema Revive the Antique, yang mana memiliki maksud agar kita, sebagai generasi muda Indonesia, bisa membangkitkan kembali hal-hal ‘antik’ atau kesenian-kesenian tradisional Indonesia yang sudah mulai dilupakan. Namun begitu, bukan berarti acara ini layaknya pagelaran-pagelaran seni tradisional yang sering ditampilkan dimana-mana. Tahun ini, Mahakarya hadir dengan konsep kontemporer budaya, dimana kesenian tradisional dikolaborasikan dengan kesenian modern tanpa menghilangkan esensi yang terkandung didalamnya, sehingga dihasilkanlah sebuah pertunjukan yang sangat memukau dan terkesan lebih ‘kekinian’.

Mahakarya 2015 diadakan di kampus FIB Pleburan. Acara ini dimulai dengan kata sambutan yang diberikan oleh ketua BEM FIB Undip yang dilanjutkan oleh Dekan FIB Undip. Setelah itu, pertunjukan pun dimulai dengan sebuah tarian India. Begitu usai, beberapa orang laki-laki dan perempuan masuk membawakan tari saman yang dilanjutkan dengan sebuah tarian kreasi. Setelah pertunjukan tarian selesai, acara dilanjukan dengan penampilan beberapa band indie. Tidak hanya band indie, band dari FIB sendiri juga membawakan sebuah lagu tradisional dengan gaya jazz yang membuat semua penonton berdecak kagum.

Mahakarya, sebuah acara dengan tujuan mulia, agar budaya Indonesia lebih jumawa di negeri sendiri, tanpa menutupi diri dari budaya luar negeri yang mudah merasuki jiwa muda-mudi dan memalingkan mereka dari budaya sendiri. Semoga, dengan diadakannya acara ini, para generasi muda akan lebih menghargai budaya dan kesenian lokal, tetapi juga tidak apatis terhadap budaya asing dan kesenian modern yang ada, karena yang sudah ada belum tentu baik dan yang baru itu belum tentu buruk.

0 comments:

Post a Comment